Mengenal Teknologi Konstruksi Bangunan Tahan Gempa
Berita Terkait
- Progres Prasarana 88,60 Persen, LRT Jabodebek Siap Beroperasi Agustus0
- Akankah Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap Jadi yang Terpanjang di Indonesia?1
- Basuki Kukuhkan Jabatan Fungsional APPJAKI, Ini Susunan Pengurusnya0
- Progres Konstruksi MRT Fase 2A Bundaran HI-Harmoni Capai 25,83 Persen0
- Pemerintah-Swasta Keroyokan Garap Integrasi Jasa Konstruksi, Buat Apa?0
- Kementerian PUPR dan ARFI Dorong Integrasi Sistem Informasi Jasa Konstruksi0
- Usai PON XX, Pendapatan Sektor Konstruksi di Papua Meningkat hingga Rp 926 Miliar0
- Jokowi Harap Jembatan Sei Alalak Mampu Bertahan hingga 100 Tahun0
- Kementerian PUPR Lelang Dini 191 Paket Pekerjaan TA 2022 di Jawa Timur2
- E-catalog Bina Marga dan SDA Resmi Dirilis, Permudah Pengadaan Barang dan Jasa0
Berita Populer
- UKM Bisa Ikut Tender Konstruksi Rp 15 Miliar, Ini Syaratnya
- Sertifikasi Amdal
- Aturan Baru PPh Jasa Konstruksi: Klasifikasi, Tarif, dan Batas Waktu
- Auditor Lingkungan Hidup
- Sertifikasi Badan Usaha Konstruksi Kini Makin Mudah Melalui Sistem OSS
- Pertimbangan Geologi Teknik Penting dalam Pembangunan Infrastruktur
- Sekilas Tentang Sistem Informasi Pengalaman (SIMPAN)
- Sejauh Mana Kualitas Gedung Bertingkat dan Pencakar Langit di Indonesia?
- Workshop Building Information Modelling (BIM) INTAKINDO
- 5D BIM Cubicost Introduction Training
Keterangan Gambar : Rumah rusak di Pandeglang akibat gempa M 6,7 yang mengguncang Sumur, Pandeglang, Banten pada pukul 16.05 WIB.(PUSDALOPS BNPB)
Dalam membuat sebuah bangunan, unsur keselamatan pengguna adalah hal utama yang harus diperhatikan. Ini mencakup keselamatan dari bencana alam yang tidak terduga, seperti gempa bumi. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut adalah melalui penerapan konstruksi tahan gempa. Konstruksi bangunan tahan gempa dibuat agar bangunan bisa merespons gempa, bertahan dari gempa dan fleksibel meredam guncangan. Dilansir dari Big Rentz, Jumat (14/1/2022), dalam merancang konstruksi ini, insinyur diharuskan untuk memperkuat struktur dan melawan gaya gempa.
Hal ini dikarenakan bumi melepaskan energi yang mendorong bangunan dari satu arah, sehingga bangunan harus dibuat agar mampu mendorong ke arah yang berlawanan.
Adapun beberapa teknologi konstruksi bangunan tahan gempa yang telah digunakan adalah sebagai berikut:
Fondasi yang fleksibel
Salah satu cara untuk menahan gaya gempa adalah dengan mengangkat fondasi bangunan di atas permukaan bumi. Ini mekibatkan konstruksi bangunan yang dibuat di atas bantalan fleksibel yang terbuat dari baja, karet dan timah yang disebut dengan isolator. Sehingga ketika terjadi guncangan akibat gempa, isolator juga ikut bergetar tetapi struktur bangunan akan tetap stabil. Hal tersebut diketahui efektif dalam membantu menyerap gelombang seismik dan mencegahnya merambat melalui gedung.
Sementara itu, untuk membuat penempatan fondasi ini menjadi berfungsi dengan baik, penting untuk menghindari permukaan berporos atau yang mudah menyerap air, dilansir dari Kompas.com. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa permukaan tanah memiliki kepadatan yang cukup solid. Pasalnya, salah satu contoh kerusakan parah saat gempa di Palu, Sulawesi Tengah tahun 2019 lalu juga disebabkan karena kawasan perumahan dibangun di atas tanah yang belum terkonsolidasi dengan baik,
Peredam kejut
Seperti halnya mobil yang memiliki teknologi peredam benturan untuk memastikan keamanan pengendara, bangunan juga bisa memiliki peredam untuk membuat bangunan tahan gempa. Terdapat dua peredam dalam hal ini, antara perangkat kontrol getaran dan pendulum power. Perangkat kontrol getaran dipasang pada balok menggunakan piston atau oli untuk menyerap goncangan gempa. Metode pertama melibatkan peredam di setiap tingkat bangunan antara kolom dan balok. Setiap peredam memiliki kepala piston di dalam silinder yang diisi dengan minyak silikon.
Sehingga ketika terjadi gempa, bangunan akan menyalurkan getaran ke piston yang nantinya akan mendorong minyak serta diubah menjadi panas serta mampu untuk menghilangkan kekuatan getaran. Sedangkan pendulum power biasanya digunakan pada gedung pencakar langit. Ini berbentuk seperti bola besar dengan kabel baja dan menggunakan sistem hidrolik pada bagian atas gedung. Caranya adalah ketika bangunan mulai bergoyang, bola akan bertindak sebagai pendulum dan bergerak ke arah yang berlawanan untuk menstabilkan arah. Tekbologi ini dipasang untuk menyesuaikan dan melawan frekuensi bangunan saat terjadi gempa.
Melindungi bangunan dari getaran
Teknologi konstruksi tahan gempa lainnya adalah dengan menangkal kekuatan gempa melalui eksperimen membelokkan atau mengalihkan energi dari gempa bumi secara bersamaan. Inovasi ini disebut dengan seismic invisibility cloak atau jubah tembus pandang seismik yang melibatkan jubah dari 100 cincin plastik dan beton konsentris serta menguburnya dengan jarak 0,9 meter di bawah fondasi bangunan. Nantinya, ketika gelombang seismik memasuki cincin, mereka akan dipaksa bergerak ke cincin luar dan disalurkan jauh dari area gedung lalu dihamburkan ke pelat di tanah.
Teknologi konstruksi Jepang
Sebagai negara yang sering mengalami gempa, Jepang telah menerapkan teknologi konstruksi tahan gempa untuk memberikan keamanan bagi masyarakat. Mereka menggunakan sistem sensor airbag yang mana setiap rumah akan dipasangi sensor sehingga getaran dari dalam bumi bisa terdeteksi. Nantinya, sensor tersebut akan mengaktifkan kompresor yang akan memompa udara ke dalam airbag yang sudah terpadang di fondasi bangunan. Airbag akan menggelembung dan mengangkat bangunan agar melayang di atas permukaan tanah yang bergerak akibat gempa. Sehingga setiang ruang dan bagian rumah akan aman dari kerusakan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Teknologi Konstruksi Bangunan Tahan Gempa", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/properti/read/2022/01/15/120000321/mengenal-teknologi-konstruksi-bangunan-tahan-gempa?page=3.
Penulis : Aisyah Sekar Ayu Maharani
Editor : Hilda B Alexander