
Dibutuhkan Dunia Konstruksi, Lulusan Politeknik PU Masih Minim
Berita Terkait
- Gandeng UGM, Jasa Marga Kaji Bangunan Perlintasan Tol Kartasura-Karanganyar0
- Ada Pekerjaan Konstruksi di Ruas Tol MBZ, Cipularang, dan Padaleunyi, Ini Titik Lokasinya0
- Hingga Agustus 2021, BUMN Ini Tuntaskan 25 Proyek Konstruksi0
- Jasa Marga Targetkan Konstruksi Jalan Tol Serpong-Cinere Ruas Pamulang-Cinere Selesai Oktober 20210
- BSA Incar 5.000 Kontraktor Indonesia Gunakan Software Berlisensi0
- Selama Pandemi, Biaya Konstruksi di Jakarta Tembus Rp 10 Juta Per Meter Persegi0
- LPJK Targetkan Sertifikasi 90.000 Badan Usaha Konstruksi Tahun Ini0
- Baru 29.964 Tenaga Kerja Konstruksi Kantongi Sertifikat0
- PPKM Level 4 Diperpanjang, Kegiatan Konstruksi Tetap Berjalan0
- Pertimbangan Geologi Teknik Penting dalam Pembangunan Infrastruktur0
Berita Populer
- UKM Bisa Ikut Tender Konstruksi Rp 15 Miliar, Ini Syaratnya
- Auditor Lingkungan Hidup
- Sertifikasi Amdal
- Sertifikasi Badan Usaha Konstruksi Kini Makin Mudah Melalui Sistem OSS
- Ini Aturan Operasional Jasa Konstruksi Non-Publik Selama PPKM Darurat
- Ini Sederat Dampak Positif UU Cipta Kerja Bagi Sektor Jasa Konstruksi
- DPP INTAKINDO NUSA TENGGARA TIMUR RESMI DIKUKUHKAN
- Forum Jasa Konstruksi Nasional 2014
- DPP Intakindo Kepri resmi dikukuhkan
- 5D BIM Cubicost Introduction Training

Jumlah lulusan Politeknik Pekerjaan Umum (PU) dinilai masih sangat minim, padahal sangat dibutuhkan dunia konstruksi, khususnya infrastruktur. Bahkan, hingga beberapa tahun ke depan sektor infrastruktur masih menjadi prioritas Pemerintah untuk mengejar daya saing di kancah global.
Saat ini, tenaga kerja jasa konstruksi Indonesia lebih banyak berada di level manajemen puncak, sementara level menengah kurang sehingga terjadi gap antara teori dan di lapangan.
Untuk mengisi kekosongan inilah, dibutuhkan banyak lulusan teknik, termasuk dari Politeknik PU. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, dari 1.159 pendaftar, hanya 156 peserta yang dinyatakan lolos atau sekitar 13 persen dari hasil seleksi. "Selain pembangunan infrastruktur, Pemerintah juga memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk melalui Politeknik PU," ujar Basuki dalam siaran pers, Jumat (26/08/2021).
Basuki mengeklaim, Politeknik PU merupakan satu-satunya politeknik di Indonesia yang mempunyai spesialis D3 Teknologi Konstruksi Bangunan Air, D3 Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan, dan D3 Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung. Porsi pendidikan nantinya akan lebih banyak di lapangan dengan kelengkapan fasilitas seperti laboratorium (peralatan sesuai yang digunakan di lapangan).
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Politeknik PU Indratmo Soekarno. Mahasiswa Politeknik PU akan lebih banyak melaksanakan praktik dibandingkan teori dengan porsi masing-masing 40 persen dan 60 persen.
Oleh karena itu, mereka diharapkan dapat memanfaatkan sarana yang ada untuk siap bekerja ditempatkan sesuai ahlinya. Adapun Uang Kuliah Tunggal (UKT) per semester yang dipatok menjadi mahasiswa di Politeknik PU sebesar Rp 6 juta. Keunggulan Politeknik PU dibandingkan dengan politeknik lainnya antara lain lulusan akan mendapatkan sertifikasi profesi level terampil. Lalu, memenuhi kompetensi lulusan sesuai kebutuhan di lapangan, On The Job (OJT) dan kerja praktik, serta workshop dan laboratorium (peralatan sesuai yang digunakan di lapangan). Dalam hal kurikulum mata kuliah, Politeknik PU akan melibatkan industri konstruksi BUMN secara langsung sebagai pembimbing tugas akhir, serta tugas akhir wajib menggunakan studi kasus dan data pelaksanaan proyek infrastruktur PUPR.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dibutuhkan Dunia Konstruksi, Lulusan Politeknik PU Masih Minim", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/properti/read/2021/08/27/150000621/dibutuhkan-dunia-konstruksi-lulusan-politeknik-pu-masih-minim?page=all#page2.
Penulis : Suhaiela Bahfein
Editor : Hilda B Alexander
